Sabtu, 31 Oktober 2015

keterampilan menulis.



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang.
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradban manusia. Dengan menulis seseorang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan pendapat baik dari dalam maupun dari luar dirinya serta mampu memperkaya pengalamannya. Melalui kegiatan menulis pula sesorang dapat mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya.
Keterampilan menulis merupakan urutan yang paling terakhir dalam proses belajar bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicar dan membaca. Di antara ke empat keterampilan tersebut, yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan menulis. Hal itu disebabkan karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Latihan mengarang dan menulis dalam pengajaran Bahasa Indonesia dapat membiasakan siswa untuk menerapkan pengetahuan kebahasaan, seperti: tata bahasa, gaya bahasa, ejaan yang benar dan tepat, dan lain sebagainya.
2.      Rumusan Masalah.
a.       Pengertian menulis.
b.      Tahapan-tahapan dalam menulis.
c.       Tujuan menulis.
d.      Manfaat menulis.
3.      Tujuan.
Dengan adanya makalah dan diskusi ini diharapkan mahasiswa mengerti tentang pengertian menulis, tahapan-tahapan menulis, tujuan dan manfaat menulis serta diharapkan mahasiswa mampu membuat karya tulis yang baik dan benar.
                                                                                                




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Menulis.
Menulis merupakan suatu proses berfikir dan proses yang dialami serta dilakukan oleh sesorang yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan dan juga  informasi dengan melalui media kata-kata atau bahasa dan juga melalui tulisan sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk tulisan yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, kata, kalimat dan alenia

B.     Pengertian Menulis.
Menulis merupakan kegiatan penuangan ide atau gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain (pembaca).
Adapun definisi-definisi menulis menurut para ahli adalah sebagai berikut[1]:
1.        Menurut Pranoto (2004) . Menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
2.      Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah.
3.      Henry Guntur Tarigan (1986) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya.
4.      Burhan Nurgiantoro (1988) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktif menghasilkan bahasa.
5.      St. Y. Slamet (2008) mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
6.      Mc Crimmon berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis dan juga menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah.
7.      Menurut Yunus (2002), Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan. Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk pengggunaan bahasa yang disebut keterampilan.
8.      Syafi’ie (1984) menyatakan pendapatnnya bahwa Menulis adalah kegiatan menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa sehingga ada komunikasi.
9.      Widodo (1993) berpendapat bahwa Menulis adalah menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan kemauan dengan wahana bahasa.

C.     Tahapan-tahapan dalam Menulis.
Menulis adalah suatu proses yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang harus dikerjakan dengan megerahkan keterampilan, seni dan imajinasi sehingga semuanya dapat berjalan dengan efektif.  Dalam kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu.
Menurut M. Atar Semi (2007) tahapan-tahapan menulis terbagi menjadi lima macam[2], yakni:
1)      Tahap Pratulis.
Pada pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis dan dilakukan sebelum melakukan penulisan. Dalam tahap ini penulis mulai menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
2)      Tahap Pembuatan.
Pada tahapan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisannya, sehingga semua gagasan, pikiran dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisannya.
3)      Tahap Revisi.
Merevisi berarti memperbaiki. Pada tahap ini penulis berusaha menyempurnakan isi tulisannya agar tulisannya lebih baik. Penulis dapat menambah atau mengurangi tulisannya yang lebih, mempertajam perumusan masalah, menambah informasi yang mendukung tulisannya, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, dan lain sebagainya.
4)      Tahap Penyuntingan.
Tahap penyuntingan adalah meneliri kembali kesalahan dan kelemahan pada isi tulisan tersebut. Pada tahap penyuntingan ini penulis membaca tulisannya kembali dan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama dan tujuan penulisan.
5)      Tahap Publikasi.
Tahap ini merupakan tahp paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang harus dilakukan oleh penulis adalah mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan. Misalnya dengan mengirimkan tulisannya kepada penerbit buku, redaksi majalah, surat kabar dan lain sebagainya.

D.    Strategi Menulis.
Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis. Sehingga dengan bahasa tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasaan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan dapat  mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa tulis dengan mempertimbangkan ejaan dan tata bahasa, organisasi atau susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran penulisan.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila penulis memiliki kemampuan untuk menemukan masalah yang akan di tulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, kemampuan memulai menulis dan kemampuan memeriksa karangan-karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
E.     Tujuan Menulis.
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam buku harian, catatan perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan lain sebagainya. Menurut M. Atar Semi (2007) tujusn menulis adalah untuk menceritakan sesuatu, untuk memberikan petunjuk atau pengarahan kepada pembaca dan untuk menjelaskan sesuatu. Sedangkan Hugo Harting (1994) menjelaskan tujuan menulis adalah sebagai berikut[3]:
a.    Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b.    Menulis bertujuan untuk menghibur seseorang.  Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan ringan yang kaya dengan cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharain sibuk beraktifitas.
c.    Untuk meyakinkan pembaca terhadap apa yang elah di tulis oleh penulis.
d.   Untuk memecahkan sebuah masalah.
e.    Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah terlepas dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal dan mengerjakan soal.
f.     Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut bertujuan untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
F.      Manfaat Menulis.
Menulis merupakan sebuah kebutuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak luput dari kegiatan beraksara tulis.  Siswa SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK/MA, mahasiswa Perguruan Tinggi, hingga orang-orang dewasa tentu tak luput dari kegaitan menulis pesan pendek. Guru menulis di papan tulis untuk keperluan kegiatan pengajaran di sekolah. Dosen pun demikian. Wartawan menulis berita di koran. Pedagang pun membutuhkan alat tulis jika dia sedang menghitung total harga yang harus dibeli pembeli.
Menulis memang memiliki kelebihan khusus. Widodo & Chasanah (1993) menyatakan bahwa permasalahan yang rumit dapat dipaparkan secara jelas dan sistematis melalui tulisan. Angka, tabel, grafik, dan skema dapat dipaparkan dengan mudah melalui tulisan. Tulisan juga lebih mudah digandakan melalui bantuan teknologi produksi. Karya-karya tulis memiliki daya bukti yang lebih kuat. Selain itu, tulisan memiliki sifat permanen karena dapat disimpan dan lebih mudah diteliti karena dapat diamati secara perlahan dan berulang-ulang.
Manfaat menulis banyak disampaikan oleh para ahli. Berikut ini penjelasan para ahli tentang manfaat menulis adalah sebagai berikut[4]:
a)      Nuruddin (2011), menyatakan enam manfaat menulis, yaitu: sarana untuk mengungkapkan diri, sarana untuk pemahaman, meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan menggunakan bahasa.
b)      Bernard Gie (2002) mengemukakan enam manfaat kegiatan menulis, diantaranya:
Ø  Suatu sarana untuk pengungkapan diri, yaitu suatu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
Ø  Suatu sarana untuk pemahaman, yaitu sewaktu mengarang tulisan seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan  penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia memperoleh pemahaman yang baru tentang apa yang ditulisnya.
Ø  Sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggan dan suatu perasaan harga diri untuk membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuannya dalam menciptakan karya-karya tulisnya.
Ø  Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and  perception of one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang dapat meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniannya.
Ø  Sarana untuk keterlibatan secara bersemangat (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
Ø  Sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.
c)      Bernerd Percey mengemukakan pendapatnya tentang manfaat menulis dalam bukunya yang berjudul The Power of creative Writting, diantaranya:
Ø  Sarana mengungkapkan diri.
Ø  Sarana untuk memahami sesuatu.
Ø  Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan rasa harga diri.
Ø  Sarana untuk meningkatkan kesadran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling.
Ø  Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat.
Ø  Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa.

BAB III
PENUTUP
1)   Kesimpulan.
·         Menulis merupakan suatu proses berfikir dan proses yang dialami serta dilakukan oleh sesorang yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan, pesan dan juga  informasi dengan melalui media kata-kata atau bahasa dan juga melalui tulisan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
·         Tahapan-tahapan menulis ada lima, yaitu: Tahap pratulis, Tahap pembuatan, Tahap revisi, Tahap penyuntingan dan Tahap publikasi.
·         Tujuan menulis: Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta.
·         Manfaat menulis: Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan rasa harga diri, Sarana untuk meningkatkan kesadran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling, Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat dan Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa.


[1] Muchlisoh, Materi Pokok Bahasa Indonesia 3 (Jakarta: Universitas Terbuka,1993) hal 4-6
[2] M. Atar Semi. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. (Bandung: Angkasa,2007)

[3] Syarif Elina, Pembelajaran Menulis.(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2009)
[4] Djago Tarigan,Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.( Bandung: Penerbit Angkasa,1986)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar